Di era modern seperti sekarang, ragam instrumen investasi semakin beragam. Ada investasi konvensional atau tradisional seperti emas, tanah, dan properti, dan ada pula investasi modern seperti saham dan kripto.
Generasi milenial dan generasi di atasnya umumnya lebih menyukai instrumen investasi tradisional, meskipun sebagian sudah mulai melek terhadap investasi modern.
Sementara itu, Generasi Z justru jauh lebih akrab dengan dunia investasi modern. Menurut data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK), tingkat literasi keuangan Gen Z mencapai 73,26%, angka yang bahkan melampaui generasi lain.
Namun, di balik angka tersebut terselip ironi.
Meskipun Gen Z tergolong melek finansial, banyak dari mereka belum memiliki pemahaman mendalam tentang saham maupun kripto. Sebagai digital native, mereka terbiasa menerima banjir informasi secara instan — sayangnya, tidak semuanya mampu dicerna secara utuh dan mendalam. Akibatnya, tak sedikit yang terjebak dalam penipuan investasi.
Padahal, dalam fikih muamalah, salah satu syarat utama agar investasi saham dan kripto dinyatakan halal oleh para ulama adalah tidak adanya unsur gharar (ketidakjelasan atau spekulasi berlebihan).
Bermain saham atau kripto tanpa ilmu yang cukup justru seribu persen mengandung gharar.
Karena itu, pesan penting untuk Gen Z:
“Sebelum investasi, investasilah pada diri sendiri.”
Bangun dulu ilmu dan pemahaman, pelajari fundamental, miliki mindset manajemen risiko, dan pahami konsep value investing. Jika sudah menguasai ilmunya, barulah investasi di saham dan kripto menjadi bukan hanya menguntungkan, tapi juga halal dan berkah.
Gharar: Sebuah Keniscayaan bagi Kaum Gen Z
Related Posts
Leave a comment
Your email address will not be published. Required fields are marked *